Apakah
anda pernah meminum teh ? Atau melihat serbuk teh ? Dan apakah Anda pernah
berpikir bagaimana proses pembuatan teh itu ? Mulai dari penanamannya,
pemetikannya, sampai ke proses pembuatannya. Seperti yang kita tahu bahwa kebun teh adalah sebuah kebun yang ditanami dengan tumbuhan teh
yang biasanya kebun teh ini berada di dataran tinggi. Banyak sekali perekebunan
teh di Indonesia, di Bandung saja perkebunan teh sudah sangat banyak.
Tanaman
teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon teh harus
dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk memudakan kembali
dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk memudahkan para pemetik
teh, memetik teh. Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru
dapat dipetik dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan. Pemanenan
teh membutuhkan banyak tenaga, setelah pemetikan, daun teh dibawa ke pabrik
untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya berdekatan
dengan pabriknya. Seperti salah satu contoh perkebunan teh Malabar. Proses
pembuatan teh di perkebunan Malabar sangatlah menarik, mulai dari proses
pemetikan hingga didalam pabrik.
Perkebunan Teh Malabar
dibuka pada tahun 1890 pada ketinggian 1550 meter dpl. Letaknya di Kecamatan
Pengalengan, 45 km di sebelah selatan Kota Bandung. Daun teh yang dipetik di
perkebunan teh Malabar ini, awal mula melewati proses pelayuan yang memakan
waktu 18 jam di sebuah tempat berbentuk persegi empat panjang bernama withered trough.
Setiap 4 jam daun teh dibalik secara manual. Masing-masing withered
trough memuat 1 - 1,5
ton daun teh. Fungsi dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar
air sampai dengan 48%.
Daun-daun teh yang
sudah layu kemudian dimasukkan ke dalam gentong dan diangkut menggunakan
monorel ke tempat proses berikutnya. Dari monorel, daun-daun teh dimasukkan ke
mesin penggilingan, setelah proses penggilingan daun-daun teh ini dibawa ke
tempat pengayakan. Proses untuk mengayak ini terjadi beberapa kali dengan hasil
hitungan berdasarkan jumlah mengayak: bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4 dan
badag.
Proses berikutnya
adalah fermentasi. Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak
melewati proses fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses
fermentasi kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya
proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100 derajat Celcius. Bahan bakar
untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa yang lebih
enak.
Usai dikeringkan daun
teh dibawa ke ruang sortasi. Ada 3 jenis pekerjaan yang dilakukan di ruang
sortasi. Pertama; memisahkan daun teh yang hitam dan yang merah dengan
menggunakan alat yang disebut vibro. Kedua; memisahkan yang besar dan yang
kecil. Ketiga; memisahkan yang berat dan yang ringan. Setelah semua proses
dilakukan daun-daun teh tersebut di dicek, jika daun-daun teh tersebut termasuk
kedalam standar maka akan dikemas ke dalam papersack.
Sumber :
0 komentar:
Post a Comment