Wednesday, November 19, 2014

Pembuatan Si Hitam Dan Si Hijau

Apakah anda pernah meminum teh ? Atau melihat serbuk teh ? Dan apakah Anda pernah berpikir bagaimana proses pembuatan teh itu ? Mulai dari penanamannya, pemetikannya, sampai ke proses pembuatannya. Seperti yang kita tahu bahwa kebun teh adalah sebuah kebun yang ditanami dengan tumbuhan teh yang biasanya kebun teh ini berada di dataran tinggi. Banyak sekali perekebunan teh di Indonesia, di Bandung saja perkebunan teh sudah sangat banyak.

Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga, setelah pemetikan, daun teh dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya berdekatan dengan pabriknya. Seperti salah satu contoh perkebunan teh Malabar. Proses pembuatan teh di perkebunan Malabar sangatlah menarik, mulai dari proses pemetikan hingga didalam pabrik.


Perkebunan Teh Malabar dibuka pada tahun 1890 pada ketinggian 1550 meter dpl. Letaknya di Kecamatan Pengalengan, 45 km di sebelah selatan Kota Bandung. Daun teh yang dipetik di perkebunan teh Malabar ini, awal mula melewati proses pelayuan yang memakan waktu 18 jam di sebuah tempat berbentuk persegi empat panjang bernama withered trough. Setiap 4 jam daun teh dibalik secara manual. Masing-masing withered trough memuat 1 - 1,5 ton daun teh. Fungsi dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.
Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukkan ke dalam gentong dan diangkut menggunakan monorel ke tempat proses berikutnya. Dari monorel, daun-daun teh dimasukkan ke mesin penggilingan, setelah proses penggilingan daun-daun teh ini dibawa ke tempat pengayakan. Proses untuk mengayak ini terjadi beberapa kali dengan hasil hitungan berdasarkan jumlah mengayak: bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4 dan badag.

Proses berikutnya adalah fermentasi. Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100 derajat Celcius. Bahan bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa yang lebih enak.
Usai dikeringkan daun teh dibawa ke ruang sortasi. Ada 3 jenis pekerjaan yang dilakukan di ruang sortasi. Pertama; memisahkan daun teh yang hitam dan yang merah dengan menggunakan alat yang disebut vibro. Kedua; memisahkan yang besar dan yang kecil. Ketiga; memisahkan yang berat dan yang ringan. Setelah semua proses dilakukan daun-daun teh tersebut di dicek, jika daun-daun teh tersebut termasuk kedalam standar maka akan dikemas ke dalam papersack.

Sumber :


0 komentar:

Post a Comment